Bang Babura,
ceritanya gini: di awal bulan Nopember tahun lalu, si Nazarudin (Bendahara Partai Demokrat) datang ke kantor Mahkamah Konstitusi, ketemu dengan sekjen MK, Janedjri M Gaffar, untuk sebuah urusan.
Tapi sebelum pulang, Nazarudin memberikan 1 buah amplop, yang katanya sebagai "tanda persahabatan".
Namun, Gafar bingung juga dengan keadaan amplop ini, apalagi di ruangan itu ada sekretaris dan asistennya.
kalo ga ada, mungkin di bawa pulang ya..! Beliau meminta asisten membuka amplop itu dan ternyata di dalamnya ada uang 120.000 SD (dirupiahkan +/- Rp.600.000.000,-);
Lalu uang itu dikembalikan lagi ke rumah Nazarudin, diterima oleh satpam rumah (ada tanda terima)
Sambil lalu, Pak Gafar ngelapor ke atasannya Mahfud MD.
Merasa ada yg ga beres dengan si Nazarudin, Mahfud lalu melaporkan hal ini kepada ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Waktu itu, SBY mengatakan, kalau ini ada terkait masalah pidana atau sejenisnya, silahkan dilaporkan ke pihak berwenang, sementara, masalah intern Demokrat, akan diurus oleh Badan Kehormatan Partai Demokrat.
Bulan Mei, tanggal 10, bahkan Mahfud sendiri hampir lupa dengan masalah ini, malah diingatkan oleh SBY, bahwa pertanyaan tentang sampai di mana ini sudah bergulir.
Lalu Mahfud melaporkan masalah ini stelah mempersiapkan segala sesuatunya ke pihak berwajib.
Maka, terjadilah kehebohan itu.
Karna Nazarudin, malah balik melaporkan Pak Gafar, atas pencemaran nama baiknya.
--- ini bahasa gw, selama gw mengikuti perkembangannya di televisi.
yg gw sebel ma si Ruhut Sitompul.
hahaha.. pelawak banget tuh.
kalo mo bongkar².. borok, silahkan aja kalo ternyata Nazarudin mengancam, kalau dia dicopot dari Bendahara Demokrat, dia akan mengungkit masalah Kemenpora & DPR..
seru seru!
habislah dan riuhlah panggung sandiwara di petinggi Indonesia ini.